Kamis, 6 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita
menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5,3% pada 2020 dan akan
diupayakan pencapaiannya melalui sejumlah pembenahan secara berkelanjutan.
“Kita sudah mengidentifikasi tujuh isu strategis yang harus kita adjust,”
kata Agus Gumiwang saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta,
Rabu (5/2).
Agus Gumiwang mengatakan pembenahan yang dapat dilakukan sebagai stimulus bagi
industri antara lain menurunkan harga gas yang selama ini menjadi bahan baku
bagi industri untuk memperkuat daya saing.
Selain itu, tambah dia, membangun 29 kawasan industri baru, terutama di luar
Jawa, yang dekat dengan sumber energi dan bahan baku, sesuai dengan RPJMN 2020-2024.
“Berkaitan dengan pencetakan kawasan industri, kita perlu mendorong agar
makin tumbuh di daerah-daerah luar Jawa, untuk mengurangi disparitas industri
Jawa dan luar Jawa,” ujar Menperin.
Kemudian, memperkuat Industri Kecil Menengah (IKM), yang mempunyai porsi besar
dalam kelangsungan industri pengolahan di Indonesia, dengan memberikan dukungan
pembiayaan melalui KUR.
Selanjutnya, menurut dia, membuat sarana pengelolaan limbah industri agar
sampah-sampah tersebut tidak merusak lingkungan dan mempunyai nilai ekonomis
tersendiri.
“Jadi semua limbah-limbah yang dihasilkan akibat proses produksi pada
dasarnya bisa diolah kembali dan diproses serta di-reuse dengan teknik proses
yang baru,” kata Agus Gumiwang.
Terakhir, tambah Menperin, menyiapkan fasilitas dan memastikan kelancaran
energi seperti air dan listrik di kawasan industri untuk mendorong produksi
manufaktur.
Ia optimistis melalui sejumlah pembenahan tersebut target pertumbuhan industri
manufaktur pada 2020 dapat tercapai, apalagi sektor industri pengolahan pada
2019 hanya tercatat 3,8%.
Sebelumnya,
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan industri pengolahan sepanjang
2019 telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,02%.
Pertumbuhan industri pada 2019 sebesar 3,8% turun dibandingkan periode sama 2018 sebesar
4,27% karena terpengaruh oleh
pengurangan impor bahan baku, terutama barang modal jenis mesin.
Peran industri pengolahan sangat besar kepada perekonomian karena merupakan
penyumbang terbesar struktur Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu mencapai 19,7% pada 2019.
Selain industri, struktur PDB juga disumbangkan oleh sektor perdagangan (13,01%),
pertanian (12,72%), konstruksi (10,75%), pertambangan (7,26%) serta
transportasi dan pergudangan (5,57%). (sr)