Selasa, 11Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Dewan.Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memprediksi akan terjadi
penurunan ekspor crude palm oil (CP0) dan produk turunannya.ke Republik Rakyat
Tiongkok (RRT) pada 2020 .
“Selain dampak serangan virus corona, perayaan Imlek yang tertunda di
Februari membuat permintaan CPO dan.produk turunan dari RRT berkurang,”
ujar Ketua Umum DMSI, Derom Bangun di Medan, Sumatera Utara, Senin (10/2).
Penurunan ekspor diperkirakan terjadi minimal hingga triwulan I atau semester I
2020. Padahal, pada akhir tahun 2019, ekspor minyak sawit Indonesia meningkat.
Peningkatan ekspor terjadi didorong oleh ketegangan hubungan dagang antara
Amerika Serikat dan RRT.
Menurut catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ujar Derom,
ekspor ke RRT selama tahun 2019 mencapai 6 juta ton di luar oleokimia dan
biodiesel.
Catatan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) dan Asosiasi Produsen
Biofuel (Aprobi) , ekspor oleokimia dan biodiesel ke RRT mencapai 825 ton.
“Untuk 2020 akan terjadi penurunan ekspor terutama di kwartal pertama
dampak virus corona dan menurunnya permintaan karena perayaan Imlek terganggu
sehingga konsumsi yang biasanya meningkat pada saat itu berkurang,”
ujarnya.
Penurunan ekspor akan semakin dirasakan karena ada perundingan baru antara AS
dan RRT mengenai perdagangan . Perundingan baru itu kemungkinan besar akan
memulihkan perdagangan antara AS dan RRT.
Pulihnya kembali impor kedelai RRT dari AS, akan kembali mengurangi impor
minyak sawit dari Indonesia.
“DMSI berharap ekspor CPO.ke RRT bisa kembali pulih pada kuartal II.Semoga
virus corona yang mewabah di RRT bisa diatasi sehingga perdagangan negara itu
kembali normal,” ujarnya. (sr)