Selasa, 11 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan
pemerintah akan mencari pasar baru untuk mengekspor hasil industri dalam negeri
menyusul wabah virus corona di China yang belum usai.
“Oleh sebab itu, kita harus mencari pasar baru (negara lain), karena kita
tidak tahu berapa lama virus corona itu bisa hilang. Sebab, kalau hasil
industri tidak bisa diserap China, mereka (industri) ‘terpaksa’ harus
mengurangi likuiditasnya, kan sayang,” tutur Agus di Balai Diklat Industri
Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (10/2).
Menurut dia, China adalah satu di antara negara tujuan ekspor terbesar
dari hasil produk industri Indonesia Selain itu, negara tersebut menyerap
banyak produk ekspor dari Indonesia.
Dengan merebaknya virus corona, kata dia, harus dilihat apakah daya beli baik
itu masyarakat maupun industrinya akan turun atau tidak. Bila turun tentu
memengaruhi permintaan untuk barang ekspor Indonesia ke China.
Berkaitan dengan impor barang dari Negeri Tirai Bambu itu, Agus mengemukakkan,
ada pengaruhnya karena pasti ada proses produksi di Tiongkok yang memengaruhi
industri dalam negeri dalam hal bahan baku.
Ia mencontohkan banyak bahan baku yang dibutuhkan industri di Indonesia harus
diimpor dari negara lain termasuk China. Karena keterbatasan dan ada wabah di
sana maka bahan yang digunakan tidak bisa dipenuhi.
“Jadi impor itu belum tentu jelek. Impor jangan selalu dilihat dengan
persepsi negatif, karena banyakan impor itu dibutuhkan untuk bahan baku
industri kita sendiri,” paparnya.
Untuk itu, melihat kondisi kekinian, serta jangka menengah dan jangka panjang,
Pemerintah Indonesia mesti mencari dan mengupayakan bahan baku lokal, agar
mendorong industri tidak mengimpor dan menggunakan bahan baku itu di negeri
sendiri.
“Memang dari China keperluan atau kebutuhan bahan baku kita untuk
industri, sekitar 30 persen,” beber politikus asal Partai Golkar ini.
Pertanyaannya adalah, lanjut dia, dalam kondisi menghadapi virus corona ini
apakah industri mereka masih berproduksi dengan normal. Artinya, hilirisasi
masih terjaga dan normal ketika diserang virus corona.
“Tapi kalau hilirisasi mereka turun, tentu kebutuhan bahan baku kita akan
ikut berdampak,” ucapnya. (ki)