Jumat, 14 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio
meresmikan peluncuran Bali Convention Exhibition Bureau (BaliCEB) sebagai wadah
yang mengelola para pelaku bisnis MICE (pertemuan, perjalanan insentif,
konvensi dan pameran) di Pulau Dewata menjadi lebih terpadu dan terarah.
“Kita tidak boleh bergantung pada satu atau dua pasar (wisatawan) saja,
tetapi kita harus bisa meningkatkan pasar. Mari kita cerdik untuk menyikapi
kompetisi,” kata Wishnutama saat menyampaikan sambutan pada Peluncuran
BaliCEB itu, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu, di
Denpasar, Kamis (13/2) sore.
Menparekraf meluncurkan BaliCEB itu didampingi oleh Wakil Gubernur Bali
Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Bali Trisno Nugroho, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, dan
Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Parta Adnyana.
Wishnutama menambahkan, di tengah situasi pariwisata yang tergoncang karena
wabah virus corona, diperlukan strategi yang komprehensif. Diantaranya untuk
solusi jangka pendek dengan melakukan promosi ke pasar wisata baru dan menggaet
pasar MICE yang identik dengan wisatawan berkualitas.
Tetapi, ia mengingatkan untuk menarik wisatawan mancanegara ke Indonesia dan
Bali pada khususnya tidak cukup hanya sekadar mempromosikan maupun ditambah
penyiapan infrastruktur, tetapi harus didukung dengan kemampuan SDM dan
keramahtamahannya.
“Memang untuk meningkatkan kualitas pariwisata, usaha yang diperlukan jauh
lebih besar dibandingkan hanya untuk meningkatkan kuantitas. Kalau hanya mau
mengejar kuantitas, sering-sering saja buat dangdut di perbatasan, pasti ramai
yang datang,” ujarnya berseloroh.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berharap
dengan telah terbentuknya BaliCEB, maka akan bisa lebih maksimal untuk
menjadikan Bali sebagai daerah wisata MICE.
Sejatinya, kata dia, BaliCEB sudah dirancang sejak bertahun-tahun yang lalu,
namun baru sekarang bisa terwujud. “Tidak ada kata terlambat, karena mulai
besok juga bisa langsung ke Amerika untuk mempromosikan hal ini. Mudah-mudahan
dengan kehadiran BaliCEB, semuanya bisa maju,” ujarnya.
Apalagi dengan dampak virus corona, khususnya di kawasan Kuta yang terkena
dampak paling besar karena hotel dan restoran sudah berancang-ancang untuk
meliburkan karyawannya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho berharap dengan
kehadiran BaliCEB bisa menarik kegiatan MICE di luar negeri untuk dibawa ke
Bali.
Akibat wabah virus corona, lanjut dia, banyak kegiatan MICE berskala besar yang
sedianya digelar di Singapura, terpaksa ditunda pelaksanaannya. “Jika
kegiatan MICE-nya dipindah, maka Bali siap,” ucapnya.
Menurut Trisno, wisata MICE itu sangat penting karena “spendingnya”
tinggi dan mendorong bergairahnya UMKM. “Banyak potensi MICE di dunia bisa
ditarik ke Bali, dan kami yakin dengan sinergi berbagai pihak, maka akan
terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali,” ujarnya.
Sementara itu, CEO BaliCEB, Levie Lantu menargetkan di tahun pertama setidaknya
bisa membawa sekitar 6.000 peserta MICE internasional untuk berkegiatan di
Bali.
“Mudah-mudahan dengan dukungan dari Kementerian, bisa lebih mendongkrak
kegiatan MICE di Bali. Bagaimanapun MICE itu adalah bisnis pariwisata yang
berkualitas,” ucapnya.
Pada April mendatang, sudah terkonfirmasi sekitar 2.000 orang dari asosiasi
farmasi Australia akan melaksanakan pertemuan di Bali.
“Dengan kehadiran BaliCEB akan memungkinkan pengelolaan bisnis MICE di
Bali menjadi lebih terpadu dan terarah, mulai dari PCO (professional conference
organizer), EO (event organizer), hotel, restoran, objek-objek wisata, pelaku
industri kecil dan menengah sampai pada komunitas berbasis pariwisata dapat
menjadi satu kesatuan untuk bergerak bersama-sama,” kata Levie. (ki)