Senin, 17 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Perindustrian terus berupaya mencapai target
pertumbuhan 8,3% pada 2024, dengan mendongkrak kontribusi sektor manufaktur
bagi perekonomian nasional hingga 18,9%.
“Oleh karenanya, kami fokus terhadap peningkatan investasi dan ekspor. Kami
akan meyakinkan para calon investor sektor industri agar mau masuk ke
Indonesia, terutama untuk menghasilkan produk substitusi impor,” kata Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Sabtu (15/2).
Agus menyampaikan hal itu seusai rapat kerja dengan seluruh pejabat eselon I-II
Kemenperin di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Menperin menyampaikan, dirinya telah meminta kepada semua jajarannya agar
memiliki kemampuan menganalisa pencapaian target kuantitatif.
“Selain itu, yang terpenting adalah bisa menyusun kebijakan yang cepat dan
tepat,” tegasnya.
Agus menuturkan, kementeriannya bertekad untuk turut mendorong komitmen dari
para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia supaya segera
terealisasi.
“Kami sangat optimistis dengan beberapa komitmen industri skala besar, seperti
Hyundai, Toyota, dan Amazon,” sebutnya.
Kemudian, guna menggenjot nilai ekspor manufaktur nasional, Kemenperin semakin
aktif mengajak pelaku industri lebih agresif lagi membuka peluang pasarnya di
negara-negara nontradisional.
“Di samping itu, perlunya perluasan atau diversifikasi produk ekspor yang
diarahkan untuk dapat menikmati fasilitas pembiayaan ekspor,” tuturnya.
Menurut Menperin, pembentukan lembaga pembiayaan industri merupakan hal yang
sangat penting, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian.
“Kami meyakini, dengan dibentuknya lembaga pembiayaan, bisa memberikan ruang
bagi industri dalam negeri untuk masuk ke produk yang selama ini masih di
impor. Jadi, industri kita bisa mudah mendapatkan modal,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Menperin pun bakal melakukan safari ke sejumlah pemangku
kepentingan, termasuk lembaga pembiayaan kredit.
“Kami berharap, mereka meningkatkan pagu kredit dan memperluas jenis produk
manufaktur. Contohnya, kami akan berbicara dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI), agar misalnya memperluas program hingga mencakup
produk-produk komponen otomotif,” imbuhnya.
Bahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, industri otomotif di Tanah Air
perlu dipacu untuk mengisi pasar ekspor, khususnya ke Australia. Hal ini
memanfaatkan peluang dari ratifikasi perjanjian Indonesia-Australia
Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Langkah lainnya, tentu pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN). Untuk mendorong P3DN, kementerian dan lembaga yang
mendapatkan APBN, khususnya untuk belanja modal harus menggunakan
sebesar-besarnya untuk membeli produk dalam negeri,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Agus menjelaskan, digelarnya raker Kemenperin di Labuan
Bajo merupakan satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam rangka
mempromosikan lima destinasi wisata super prioritas di Indonesia. Empat lokasi
lainnya, yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Candi Borobudur (Jawa Tengah),
Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Likupang (Sulawesi Utara). (ki)