Kamis, 20 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten
Masduki ingin impor susu sapi berkurang dengan mengoptimalkan koperasi produsen
produksi susu lokal dalam memenuhi kebutuhan susu nasional.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kamis (20/2), mengatakan faktanya saat
ini produksi susu dari sapi perah lokal hanya mampu memenuhi kebutuhan susu
nasional sebesar 20%.
“Namun, saya akui, masih ada masalah yang menghambat produksi susu sapi
Indonesia, sehingga kebutuhan susu masih didominasi produk impor,” kata Teten.
Masalah tersebut kata Teten, di antaranya terkait bibit sapi yang tidak
produktif, minimnya ketersediaan lahan untuk pakan, serta permodalan.
“Hal ini yang membuat selisih antara konsumsi dan produksi susu masih tak
seimbang,” kata Teten.
Menurut Teten, guna meningkatkan produktivitas, maka perlu peremajaan bibit
agar menghasilkan sapi yang produktif.
“Selain bibit, pemerintah juga membuka peluang impor sperma sapi untuk
mendapatkan jenis yang bagus,” ujar Teten.
Teten optimistis langkah strategis tersebut akan membuahkan hasil. Sebab, saat
ini, mayoritas peternak kecil telah memiliki koperasi sehingga, semakin
memudahkan untuk mendapatkan bantuan modal. “Kelembagaannya sudah bagus,
tinggal bagaimana menggenjot produksi,” kata Teten.
Dalam hitungan Teten, masih ada ruang besar bagi peternak untuk memacu produksi
lantaran konsumsi masyarakat terus bertambah.
Pihaknya juga akan menggandeng Kementerian Pertanian untuk terus mencari cara
dalam menambah pasokan komoditas pangan. “Kalau permintaannya masih tinggi,
industri susu akan tumbuh 15% setahun,”
kata Teten.
Oleh karena itu, Teten menyambut baik upaya PT GDA yang berkontribusi dalam
mengurangi impor susu sapi. PT GDA merupakan anak perusahaan dari Grup Djarum
yang memiliki lahan seluas lebih kurang 50 hektare yang berlokasi di Desa
Kalijati, Kecamatan Dawuan, Subang, Jawa Barat.
Ia sempat menerima CEO PT Global Dairi Alami (PT GDA) Ihsan Mulia Putri, di
kantornya di Jakarta, Rabu (19/2).
CEO PT Global Dairi Alami (PT GDA) Ihsan Mulia Putri menyatakan siap mendukung
upaya pemerintah melakukan substitusi impor susu sapi, yang ditargetkan
produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) bisa memenuhi 40% kebutuhan nasional.
Selain itu, PT GDA juga merupakan industri peternakan sapi terpadu yang
menghasilkan produk berupa susu segar yang langsung diolah dan diproses dari
6.000 ekor sapi perah.
“Kami juga ikut berkontribusi dengan mendatangkan sapi holstein sebanyak
6.000 ekor dari Australia, yang akan diternakkan dengan standar
internasional,” ucap Putri.
Sapi holstein merupakan salah satu trah sapi perah yang dikenal sebagai sapi
yang terbanyak dalam memproduksi susu.
Dalam memasok bahan pakan sapi khususnya jagung, pihaknya juga bermitra dengan
para petani lokal. Dari kemitraan itu, diharapkan sapi yang dikelola petani
bisa menghasilkan susu segar dalam jumlah banyak dan berkualitas tinggi.
“Kerja sama yang sudah terjalin ini selalu terus dibina, sehingga pada
akhirnya bisa bersama-sama pemerintah meningkatkan produksi susu segar dalam
negeri yang berkualitas tinggi,” kata Putri. (sr)