Jumat, 21 Februari 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sedang melakukan pemetaan terhadap
sejumlah BUMN yang memiliki kinerja tidak maksimal atau masuk dalam kategori “dead
weight” guna dilikuidasi atau digabungkan nantinya.
“Dari 142 BUMN, dengan tadi persetujuan Komisi VI akan kita petakan. Dari
142 BUMN itu perlu waktu satu-dua bulan, baru kelihatan,” ujar Erick
Thohir, Kamis (20/2).
Dalam pemetaan itu, pihaknya membagi empat kategori, yakni BUMN yang fokus
utama di bisnis, BUMN yang fokus pada bisnis dan layanan publik, BUMN yang
hanya fokus pada layanan publik, dan BUMN yang tidak jelas fokus bisnisnya.
“Kondisi tidak jelas dengan keuangan merosot itu yang kita akan
petakan,” ucapnya.
Salah satu yang menjadi contoh BUMN kategori dead weight, yakni PT Industri
Sandang Nusantara, PT Kertas Kraft Aceh, dan PT Pengembangan Armada Niaga
Nasional (PT PANN) yang fokusnya maupun kinerjanya tidak maksimal namun masih
memiliki aset.
“Kalau dianggurkan akan menjadi barang tidak berharga, bahkan pegawainya
tidak ada. Kertas Kraft Aceh juga sama. Ini akan diputuskan apakah disehatkan,
diperbaiki. Tapi mohon kerendahan hati kalau harus dilikudiasi,” katanya.
Sementara PT PANN, lanjut dia, Kementerian BUMN berencana memasukkan hotel
milik PANN ke dalam holding hotel milik BUMN.
“Ke depan kita perbaiki, apalagi nanti ada holding hotel, nanti bisa
digabungkan,” ujarnya.
Namun, untuk merealisasikan penggabungan atau penutupan BUMN, pihak Kementerian
BUMN masih menunggu terbitnya Peraturan Presiden (perpres).
“Sedang diusulkan kepada Presiden dan Menteri Keuangan untuk mandat
tambahan kita bisa memerger dan melikuidasi,” ujar Erick.
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam mengapresiasi langkah Menteri
BUMN untuk mengambil tindakan terhadap BUMN yang memiliki kinerja tidak
maksimal.
“Harapan kami ke depannya dibubarkan, itu bisa membubarkan virus-virus di
BUMN-BUMN yang lainnya. Kami sepakat pak menteri membubarkan perusahaan bumn
yang tidak menguntungkan,” katanya. (ki)