Selasa, 25 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa
belum ada pencabutan fasilitas pengurangan bea masuk (BM) atau Generalized
System of Preferences (GSP) meskipun Indonesia telah dikeluarkan dari daftar
negara berkembang.
“GSP masih belum ditetapkan jadi kita akan tetap lakukan upaya terbaik untuk
tetap mendapat GSP itu,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin
(24/2).
Sri Mulyani menuturkan sebenarnya kebijakan Office of the US Trade
Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tersebut lebih
berdampak pada bea masuk anti-subsidi atau Countervailing Duties (CVD).
“Kalau dilihat dari pengumuman itu lebih ke Countervailing Duties (CVD). Saya
rasa dan harap hanya spesifik mengenai CVD,” ujarnya.
Sri Mulyani menyebutkan selama ini yang menikmati fasilitas CVD hanya lima
komoditas sehingga jika itu dicabut maka tidak terlalu memberikan dampak besar
pada sektor perdagangan Indonesia.
“Selama ini di Indonesia hanya lima komoditas yang menikmati jadi enggak
terlalu besar pengaruhnya ke perdagangan kita. CVD berbeda dengan GSP jadi
enggak ada hubunganya dengan berbagai hal lain,” katanya.
Ia menjelaskan dalam menghadapi hal tersebut maka pemerintah akan meningkatkan
daya saing, produktivitas, dan konektivitas Indonesia mengingat sudah masuk
sebagai negara berpendapatan menengah ke atas.
“Produktivitas, compotitiveness, dan connectivity karena itu semua yang akan
menciptakan cost of production yang lebih efisien,” jelasnya.
Senada dengan Sri Mulyani, Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman juga
mengatakan dampak pencabutan itu tidak ada hubungannya dengan GSP.
“Dampaknya itu tidak ada hubungannya secara langsung dengan GSP. Jadi dua hal
yang terpisah (GSP dan CVD) itu saya dapat konfirmasi dari USTR,” katanya.
Rizal menuturkan tim teknis dari pihak USTR berencana akan berkunjung ke
Indonesia sekitar pada 8 Maret mendatang untuk membicarakan GSP yang
pembahasannya akan masuk tahap kesimpulan.
“Sudah hampir conclusion jadi Insha Allah tidak terlalu lama lagi bisa
diumumkan. Minggu depan tanggal 8 Maret akan datang untuk finalisasi
mudah-mudahan ada berita positif (GSP),” katanya. (ki)