Selasa, 25 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
menyakini transformasi bidang ekonomi untuk menuju Indonesia maju dapat
berjalan lebih kuat dengan pengembangan teknologi digital.
“Kami meyakini bahwa transformasi ekonomi akan berjalan lebih cepat dan
kuat jika dibarengi oleh transformasi digital,” kata Airlangga, Senin
(24/2).
Menurut dia, penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi digital,
seperti artificial intelligence (AI), internet of things, machine
learning, big data, pada sektor bisnis dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas, menciptakan nilai tambah, dan menghasilkan inovasi.
Ia mengatakan transformasi ekonomi digital ini membutuhkan tiga pilar yang
saling mendukung, yaitu sektor pemerintah (digital government), sektor bisnis
(digital economy), dan sektor publik atau masyarakat (digital society).
“Transformasi digital tak hanya terjadi di sektor bisnis modern, seperti
sektor perdagangan dan sektor finansial, tapi juga di sektor konvensional
seperti sektor pertanian,” ujar Airlangga.
Ia mencontohkan sebagai upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,
transformasi digital dapat diwujudkan melalui pemanfaatan internet of things
yang dapat memprediksi cuaca, kondisi tanah, dan debit air secara real
time, sehingga memudahkan petani untuk budidaya yang lebih baik.
Selain itu, pemerintah juga akan membangun Digital Capability Center, yang
salah satunya dapat mendukung sektor pengemasan makanan-minuman, sehingga
penggunaan teknologi mampu menunjukkan manfaat dari revolusi industri 4.0
kepada industri menengah.
“Di ASEAN, yang baru punya adalah Singapura, kedua diharapkan Indonesia,
dan ini akan setara dengan yang dimiliki AS. Ini akan bekerja sama dengan
perusahaan di tier 1 (technology provider), tier 2 (software), tier 3
(user),” kata mantan Menteri Perindustrian ini.
Ia menambahkan seluruh ide transformasi ekonomi digital ini tidak akan terwujud
tanpa infrastruktur sampai ke pedesaan dan tanpa social engineering yang
dapat memberikan literasi digital kepada petani dan masyarakat sekitar.
Khusus kepada sektor pemerintah, transformasi digital ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi birokrasi dan pemanfaatan sumber daya, serta
meningkatkan kualitas dan kecepatan penyediaan layanan publik, pengambilan
keputusan, dan perencanaan pembangunan.
“Saat ini kita mengupayakan roll out broadband di seluruh wilayah
Indonesia dan sedang bersiap memasuki era 5G. Inovasi BPPT sangat diharapkan
untuk mendukung transformasi digital, terutama dalam pelaksanaan Peraturan
Presiden (PP) No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik,” katanya.
Selain infrastruktur, implementasi ide transformasi ekonomi digital juga
membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang dapat
dipenuhi melalui pelatihan vokasi untuk peningkatan kompetensi dan pemberian
insentif super deduction tax untuk menstimulasi dunia usaha dalam
menyelenggarakan praktik kerja dan pemagangan.
“RUU Cipta Kerja memasukkan bab khusus tentang litbang, dan adanya
pemberian super deduction tax untuk pelatihan atau vokasi yang akan
menstimulasi kegiatan litbang,” kata Airlangga.
Selain itu, terdapat program pengembangan kreativitas seperti pelatihan singkat
untuk peningkatan kemampuan di bidang digital seperti cloud computing,
cyber security, AI, big data, blockchain maupun keahlian
dalam wirausaha (start up) melalui berbagai program inkubator yang
diselenggarakan dunia usaha atau perguruan tinggi. (sr)