Jumat, 6 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai
dampak dari wabah virus Corona ke perekonomian dunia lebih kompleks
dibandingkan tekanan ekonomi global pada 2008 akibat kebangkrutan bank
investasi di AS, Lehman Brothers.
Menurut Sri Mulyani di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3),
wabah virus Corona jenis baru atau Covid-19 menimbulkan tekanan langsung
terhadap individu masyarakat, bukan melalui sektor keuangan seperti pada 2008.
Tekanan langsung terhadap individu itu membuat kegiatan ekonomi dan kegiatan
masyarakat lainnya terhambat, seperti sekolah yang diliburkan hingga pabrik
yang ditutup. Hal itu menimbulkan tertundanya kegiatan masyarakat, termasuk
produksi.
“Lebih rumit ini (Corona). Karena ini menyangkut manusia, merasa dia harus
memberikan ketenangan dulu apa yang disebut dengan ancaman atau risiko terhadap
mereka. Karena ini menyangkut diri langsung pada ancaman mereka, keselamatan,
kesehatan, sampai pada kemungkinan terancam meninggal dunia, itu yang jauh
dampaknya lebih langsung,” ujar dia.
Sewaktu tekanan ekonomi global di 2008, dampak yang terjadi dalam jangka pendek
adalah dampak akibat transmisi di industri keuangan. Memang pada 2008, krisis
akibat bangkrutnya Lehman Brothers menimbulkan dampak rambatan seperti
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pegawai dan penutupan korporasi.
“Tapi kalau ini (Corona) langsung ke orang yang sakit, jadi naturenya
lebih dalam karena masyarakat tiba-tiba menjadi ‘setengah lumpuh’-lah,”
ujar dia.
Dengan demikian, ketika tekanan pada 2008 terjadi, efek rambatan dalam jangka
pendek hanya menyentuh lembaga jasa keuangan. Sementara, dampak yang timbul
karena virus Corona adalah dampak riil yang menghambat kegiatan
masyarakat, termasuk roda perekonomian.
“Sekarang mungkin langsung mengena pada sektor riilnya. Karena menyangkut
masalah orang yang tidak berani melakukan mobilitas, tidak melalukan kegiatan,
itu pengaruhi sektor riil, investasi, manufaktur,” ujarnya.
Maka itu, kata Sri Mulyani, saat ini pemerintah Indonesia fokus mengeluarkan
kebijakan untuk membendung dampak virus Corona ke sektor riil ekonomi,
baik dari sisi permintaan maupun pasokan.
“Hal itu entah melalui berbagai relaksasi dan juga dari sisi permintaan
supaya masyarakat, yang pertama, jangan merasa ketakutan yang membuat mereka
tidak melakukan kegiatan apa-apa. Tapi risiko penyakit ini kan harus dibobot
bener. Jadi kita juga dalam rekomendasinya tergantung dari persebaran
itu,” ujarnya.
Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan terus mencermati dampak virus Corona
ke ekonomi domestik. Selain insentif ke pariwisata, pemerintah juga menyiapkan
insentif ke industri manufaktur di paket stimulus tahap dua.
“Pemerintah sangat terbuka dalam hal ini. Makanya respons pertama fokusnya
pertama yang langsung berhubungan dengan pariwisata, seperti hotel, restoran,
maskapai. Tapi sekarang kita lihat lebih luas kepada sektor manufaktur. Jadi
ini bentuk pemihakan, bantuan, insentif harus dimodifikasi berdasarkan
kebutuhan. Kami sedang hitung dan rancang ini, kalau sudah matang kita akan
laporkan dan akan dibahas di kabinet,” ujar Sri Mulyani. (sr)