Rabu, 11 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Pemerintah Indonesia meminta kepada Pemerintah Belanda agar
diperlukan secara adil dalam perdagangan kelapa sawit.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi setelah acara kunjungan kenegaraan
Raja dan Ratu Belanda di Istana Bogor, Selasa (10/3), mengatakan pentingnya
“treatment” atau perlakuan yang fair terhadap kelapa sawit Indonesia.
“Data-data sainstific yang kita punya kenapa juga tidak diperbandingkan dengan
data mereka (Eropa) sehingga dengan pendekatan yang terbuka tersebut maka kita
bisa mendapatkan ‘treatment’ yang fair terhadap kelapa sawit kita,” kata Menlu.
Retno juga menekankan isu sawit berkelanjutan itu adalah bukan hanya isu negara
lain terhadap sawit tapi adalah isu yang juga terus diperhatikan oleh
Indonesia.
“Oleh karena itu kita melakukan kerja sama dengan Belanda utamanya adalah untuk
memberdayakan petani-petani kecil sawit mengenai masalah ‘sustainability’,”
katanya.
Dalam kesempatan kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia, di antaranya
juga terdapat pembicaraan dan diskusi mengenai masalah “sustainability”
misalnya yang terkait dengan sertifikasi.
Sertifikasi di Eropa misalnya, mereka memiliki RSPO sementara di Indonesia
memiliki ISPO.
Oleh karena itu, Menlu pun menyampaikan kembali bahwa sebaiknya semua pihak
mulai membuka diri atau “open mind”.
“Dalam artian ISPO, RSPO semuanya sertifikasi yang merujuk kepada elemen
‘sustainability’ di antaranya kenapa tidak sertifikasi ISPO itu kemudian
dijajarkan dengan RSPO, kalau kemudian masih ada yang perlu ditambahkan kita
tambahkan. Tetapi tidak dengan mengganti sertifikasi yang kita sudah miliki,”
katanya. (sr)