Senin, 16 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong
kinerja sektor industri yang berorientasi ekspor, salah satunya industri
furnitur, yang diimplementasikan melalui kebijakan-kebijakan strategis yang
diharapkan akan mampu menopang petumbuhan ekonomi nasional.
“Industri furnitur termasuk dalam lima industri dengan nilai pertumbuhan
terbesar pada tahun 2019, yaitu sebesar 8,35%. Nilai ekspor industri furnitur
pun meningkat hingga sebesar US$ 1,95
miliar pada 2019, atau naik sebesar 14,6% dari tahun 2018,” kata Direktur Jenderal
Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih,
Minggu (15/3).
Namun, apabila dilihat dari posisi ekspor furnitur di Asia, Indonesia menduduki
posisi ke lima setelah China, Vietnam, Malaysia dan China Taipei.
Karena itu pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan daya saing sektor furnitur
dengan berbagai terobosan.
“Secara nasional Kemenperin telah menyusun strategi untuk peningkatkan ekspor
industri furnitur dan kerajinan,” jelas Gati.
Menurut Gati, upaya yang dilakukan yakni melalui penjaminan pemenuhan kebutuhan
bahan baku dan penolong di industri manufaktur. Implementasinya, melalui
pembangunan material center untuk kontinuitas ketersediaan bahan baku yang
berkualitas.
“Material Center ini merupakan platform konsolidasi dan integrasi kegiatan
logistik bagi Industri Kecil Menengah (IKM) furnitur berbasis teknologi 4.0
dalam rangka peningkatan kapasitas produksi IKM,” ujarnya.
Upaya selanjutnya, melalui implementasi program Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN), antara lain melalui optimalisasi belanja modal pemerintah
pusat dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pengaturan impor produk yang sudah
bisa diproduksi dalam negeri, serta pengenaan sanksi bagi yang melanggar
ketentuan kewajiban penggunaan produk dalam negeri.
“Nantinya, bagi pelaku industri sektor ini yang perlu rekomendasi Kemenperin,
maka kami akan memberikan rekomendasi,” sebutnya.
Kemudian Kemenperin juga merencanakan Pendirian Pusat Desain Industri Nasional
(PDIN) di beberapa daerah yang menjadi pusat kerajinan nasional, termasuk di
Yogyakarta.
PDIN diharapkan mampu menciptakan sinergi antara berbagai ekosistem dalam upaya
menjadikan desain dan inovasi sebagai keunggulan daya saing industri.
“Untuk rencana ini kami dari pemerintah pusat, sudah berkomitmen dengan
pemerintah daerah di Yogyakarta, termasuk dengan walikota,” imbuhnya.
Gati menambahkan, guna meningkatkan kinerja sektor industri furnitur Kemenperin
juga mendorong ketersediaan sumber daya manusia (SDM) bidang furnitur yang
unggul melalui pendirian politeknik industri furnitur dan pengolahan kayu.
Tugasnya menyelenggarakan program pendidikan vokasi di bidang industri furnitur
dan pengolahan kayu untuk menghasilkan SDM yang unggul.
“Dan tentunya, untuk promosi kami juga memfasilitasi pameran baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Saya sangat berharap industri furnitur dan
kerajinan terus melakukan inovasi dan selalu melakukan eksplorasi kekayaan
budaya nasional serta mengikuti tren pasar global. Inovasi akan meningkatkan
nilai tambah dan daya saing suatu produk,” katanya. (ki)