Jumat, 27 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Keberadaan ojek online di tengah penyebaran virus Corona
atau COVID-19, dinilai mampu menjaga perputaran perekonomian Indonesia.
Ekonom Universitas Brawijaya Malang Nugroho Suryo Bintoro menyatakan, kondisi
saat ini, hampir seluruh kegiatan mengalami penurunan cukup signifikan termasuk
dalam perputaran ekonomi, dikarenakan masyarakat membatasi diri untuk
berkegiatan yang melibatkan atau berinteraksi dengan orang banyak.
“Di sisi lain, keberadaan ojek online terbukti membantu menggerakkan
perekonomian Indonesia dari sisi konsumsi, khususnya melalui pelayanan jasa lainnya,”
kata Nugroho, Kamis (26/3).
Menurut Nugroho, keberadaan ojek online yang ada di Indonesia bukan hanya
memberikan layanan jasa antar penumpang, akan tetapi juga memberikan layanan
antar untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, termasuk berbelanja bagi para
konsumen.
Nugroho menjelaskan, masyarakat masih diuntungkan dengan keberadaan ojek
online, karena dengan kondisi yang ada saat ini, masyarakat masih bisa memenuhi
kebutuhan mereka dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada ojek online.
Walaupun masih terdapat kekhawatiran masyarakat terhadap barang yang dibawa
oleh para pengemudi ojek online, lanjut Nugroho, akan tetapi jasa layanan
tersebut lebih dipilih masyarakat yang memutuskan untuk tidak keluar rumah.
“Dengan kata lain, konsumsi memang mengalami perlambatan. Namun, hal
tersebut bukan berarti masyarakat meniadakan konsumsi mereka, terutama untuk
kebutuhan primer atau jasa lainnya,” ujar Nugroho.
Pemilik Amstirdam Coffee Siva Raja mengatakan bahwa, keberadaan ojek online
saat ini sangat membantu penjualan pada gerai-gerai kopi yang dimilikinya.
Bahkan, ia mencatat ada peningkatan penjualan dari pengguna jasa ojek online
dibandingkan kondisi normal.
“Secara keseluruhan, penjualan memang mengalami penurunan berkisar 50%-80%.
Namun, pembelian dengan jasa ojek online meningkat berkisar 20%-30% dari kondisi normal,” ujar Siva.
Siva menambahkan, beberapa gerai miliknya memang mengalami penurunan volume
penjualan akibat dampak virus Corona atau COVID-19 tersebut. Namun, dengan
adanya ojek online tersebut, diharapkan bisa membantu mempertahankan penjualan
saat ini.
“Sangat terbantu dengan adanya ojek online. Kalau tidak ada mereka,
mungkin kami tidak buka, karena pada dasarnya gerai kami adalah tempat
nongkrong,” ujar Siva.
Sementara itu, seorang pengemudi ojek online di wilayah Kota Malang
Saktiyanardi Nugraha mengatakan, dampak dari penyebaran virus Corona khususnya
di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, cukup memberikan dampak yang besar terhadap
dirinya.
Ia mengaku, permintaan jasa layanan pembelian makanan dan minuman mengalami
penurunan hingga 50% dibandingkan kondisi normal. “Orderan masih ada, akan
tetapi menurun. Kalau dari persentase, bisa dibilang turun 50%,” kata
Sakti.
Kondisi di Kota Malang dalam waktu beberapa hari terakhir cenderung sepi.
Masyarakat kebanyakan tidak melakukan aktivitas luar rumah, yang tercermin dari
sepinya pusat perbelanjaan atau mall yang ada di Kota Malang.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, wilayah Malang Raya yang
merupakan gabungan antara Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, ada
enam orang yang positif terjangkit COVID-19.
Sebanyak empat orang merupakan warga Kabupaten Malang, yang salah satunya
meninggal dunia. Sementara dua orang lainnya merupakan warga Kota Malang.
Satu dari dua warga Kota Malang tersebut, telah dinyatakan sembuh atau negatif
COVID-19 usai mendapatkan perawatan, sehingga menyisakan satu orang lagi yang
hingga saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Saiful Anwar,
Kota Malang.
Tercatat, hingga Rabu (25/3), di Indonesia tercatat sebanyak 893 orang positif
terjangkit COVID-19. Dari total tersebut orang yang terinfeksi COVID-19
tersebut, sebanyak 35 orang sudah dinyatakan pulih, sementara 78 orang lainnya
meninggal dunia. (ki)