Pemerintah Genjot KUR Berbasis Klaster Pertanian dan Peternakan

Oleh sukri

Rabu, 15 Juli 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Pemerintah ingin menggenjot realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM berbasis klaster antara lain  pertanian dan peternakan karena dinilai mampu mempercepat pemulihan ekonomi setelah terdampak pandemi COVID-19.

“Solusi mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan cara mendorong sektor UMKM melalui KUR klaster,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam webinar KUR Klaster dari Desa di Jakarta, Rabu (15/7).

Menurut dia, selain mempercepat bangkitnya ekonomi, pengembangan UMKM berbasis klaster juga akan memberikan efisiensi kepada bank karena antarkelompok dapat saling mengawasi.

Tak hanya itu, lanjut dia, bank juga tidak perlu mencari satu per satu nasabahnya dan klaster ini menciptakan saling berbagi pengetahuan atau keahlian.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan bersama kementerian dan lembaga, kata dia, ada 729 potensi penyaluran KUR klaster yang terdiri dari 721 potensi penyaluran KUR klaster satu desa memproduksi satu produk (OVOP) dan delapan KUR klaster pesantren (OPOP).

Sebagian besar potensi klaster ini merupakan sektor produktif yaitu pertanian sebanyak 284 klaster dan industri pengolahan sebanyak 178 klaster diantaranya seperti peternakan, perikanan, kerajinan kecil dan industri.

Pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap UMKM pada pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 karena sektor ini termasuk strategis yang menggerakkan ekonomi nasional.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), jumlah UMKM di Indonesia tahun 2018 mencapai 64,19 juta, sebanyak 63,35 juta diantaranya adalah pelaku usaha mikro. Sisanya sebesar 0,005 juta unit usaha besar, 0,06 juta unit usaha menengah, dan 0,78 juta unit usaha kecil.

Sektor UMKM menyerap 97% tenaga kerja dan berkontribusi 61,07% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan ekspor nonmigas 14,37% tahun 2018.

Besarnya porsi UMKM terhadap perekonomian nasional dan mencermati dampak COVID-19 memukul sektor ini, pemerintah menganggarkan Rp 123, 46 triliun dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Adapun alokasinya untuk subsidi bunga Rp 35,28 triliun, penempatan dana di bank untuk keringanan UMKM terdampak COVID-19 sebesar Rp 78,78 triliun, dan belanja imbal jasa penjaminan (IJP) Rp 5 triliun.

Selain itu, penjaminan modal kerja Rp 1 triliun, insentif pajak penghasilan final UMKM ditanggung pemerintah Rp 2,4 triliun dan pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir UMKM sebesar Rp 1 triliun. (sr)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment