Senin, 20 Juli 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Indonesia dinilai membutuhkan lebih banyak wirausaha di bidang pertanian untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional sekaligus mengantisipasi ancaman krisis pangan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, Minggu(19/7), mengatakan sektor pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19.
“Pertanian tidak boleh berhenti. Teruslah menanam. Tapi perhatikan juga protokol pencegahan COVID-19, agar produksi panen bisa maksimal dan petani serta penyuluh tetap sehat,” kata Dedi.
Pihaknya menekankan pentingnya upaya menjadikan sektor pertanian untuk memenuhi penyediaan pangan menghadapi musim kemarau 2020 dan antisipasi dampak pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, ia mendorong sejumlah daerah untuk mencetak wirausaha di sektor pertanian di berbagai daerah sekaligus mempercepat musim tanah.
Ia mencontohkan di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, misalnya mulai melakukan percepatan tanam padi April-September (ASEP) 2020 dengan target tanam seluas 23.293 hektare.
Untuk mendukung percepatan tanam di 7 lokasi IPDMIP, para petani dan penyuluh di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, melakukan gerakan gropyokan hama tikus sebagai salah satu upaya untuk mengamankan produksi.
Sementara penyuluh di Kabupaten Musi Rawas, Heriawan, yang juga menangani Project IPDMIP di Kabupaten Musi Rawas menyampaikan bahwa kegiatan Gropyokan ini dilakukan di lokasi persawahan yang dilalui oleh Daerah Irigasi (DI) yang menjadi target program IPDMIP yaitu program peningkatan kesejahteraan petani di sekitar daerah aliran sungai melalui tata kelola pengairan irigasi.
Ada 7 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di Musi Rawas telah dijadwalkan untuk melakukan kegiatan gropyokan tikus atau pembasmian hama tikus yaitu Tugu Mulyo; Sumber Harta; Purwodadi; Sungai Lakitan Ulu; Megangsakti; Tuah Negeri; dan Muara Meliti. Sementara 7 kecamatan lainnya adalah tadah hujan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan langkah yang diambil para penyuluh dan petani ini sebagai langkah antisipatif.
“Pertanian cukup rawan terhadap serangan hama, salah satunya adalah hama tikus. Hama ini bisa merusak tanaman dan membuat gagal panen. Oleh karena itu petani dan penyuluh harus mengantisipasinya, seperti yang dilakukan di Musi Rawas,” katanya. (sr)