Senin, 28 September 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang telah melakukan langkah sinergi dengan pemerintah terkait upaya pemulihan ekonomi nasional. Sebab, upaya strategis tersebut diyakini dapat menarik investasi baru sekaligus menjadi stimulus untuk membangkitkan ekonomi daerah di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19.
“Kami menyambut baik salah satu program yang dicanangkan oleh Kadin Indonesia melalui Kadin Kepri, yakni Batam Bintan Karimun (BBK) Murah. Kami melihat bahwa program ini akan berdampak positif pada upaya pemulihan ekonomi khususnya di Provinsi Kepulauan Riau,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (26/9).
Menurut Menperin, program BBK Murah dinilai akan menjadi daya tarik bagi para investor. “Sebab, nilai UMP dan UMK di BBK terbilang kompetitif, serta harga sewa lahan dan pabrik siap pakai di Kawasan Industri BBK juga sangat bersaing dengan harga lahan kawasan industri khususnya di Jawa,” tuturnya.
Di samping itu, kegiatan produksi di Batam cenderung memiliki harga lebih terjangkau. Kemudian, biaya infrastruktur dasar seperti gas, listrik dan pelabuhan juga sangat bersaing. “Kami mendorong agar dilakukan sinergi dalam mendukung program ini, baik tingkat kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, maupun pengusaha dan asosiasi industri,” imbuhnya.
Menteri AGK menambahkan, adanya program BBK Murah ini, pemerintah bersama stakeholders juga siap menyediakan insentif yang dibutuhkan para investor seperti keringanan pajak dan retribusi daerah, sewa lahan yang murah, kemudahan perizinan, stimulus bagi IKM, dan cicilan uang wajib tahunan (UWT) BP Batam.
Hal senada disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pihaknya berharap BP Kawasan dan Pemerintah Daerah bersama-sama menyukseskan program BBK Murah ini, dengan memberikan insentif pajak daerah, layanan utilitas terjangkau, pelayanan perizinan mudah dan tidak berbelit, serta dukungan keamanan yang memberikan rasa nyaman bagi investor.
“Pengembangan industri berbasis klaster melalui Super Hub di daerah-daerah tersebut akan mendorong pemerataan ekonomi antar daerah,” ujarnya. Menurut Airlangga, hingga kini tercatat 11 perusahaan yang telah bernegosiasi final, dengan nilai investasi yang ditargetkan sebesar USD550 juta dan tenaga kerja yang akan diserap mencapai 1.500 orang.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengungkapkan, pihaknya tetap semangat untuk melakukan terobosan dan jemput bola kepada para investor di luar negeri, meskipun sedang di masa Covid-19 yang tantangannya besar.
“Investasi yang masuk ke Indonesia ditujukan untuk penciptaan lapangan kerja, terutama pada masa pandemi ini. Untuk program BBK Murah tak hanya berupa sewa lahan gratis, tapi juga dari segi insentif. Hal itu akan meningkatkan iklim usaha menjadi lebih baik,” jelasnya.
Ketua Kadin Kepulauan Riau, Akhmad Ma’ruf Maulana mengatakan, program BBK Murah merupakan paket stimulus berupa pemberian sewa lahan gratis selama lima tahun di lokasi yang berada di wilayah FTZ Batam, Bintan, Karimun dan Tanjung Pinang. Murah dalam arti terjangkau dan juga memiliki nilai kompetitif yang lebih baik dengan dukungan insentif yang melekat dalam status FTZ di BBK.
“Lahan yang sudah tersedia antara lain sekitar 50 hektar di FTZ Batam, 500 hektar di Karimun, dan 1.000 hektar di Bintan,” sebutnya. Peluncuran Program BBK Murah di tengah pandemi Covid-19 ini sebagai bentuk kepedulian pengusaha yang merupakan ujung tombak untuk menuju kebangkitan dan pemulihan ekonomi di Kepri.
Pada hari yang sama, Menperin mendampingi Menko Perekonomian dalam acara pelepasan dua produk perdana olahan kelapa dari PT Bionesia Organic Foods di Kawasan Pelabuhan Bandar Sri Udana Kawasan Industri Bintan Inti Industrial Estate. Turut hadir pula Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri UKM dan Koperasi Teten Masduki serta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Komoditas pertanian yang diekspor tersebut adalah produk olahan kelapa meliputi santan kelapa tujuan Jerman dengan volume 70 ton senilai Rp 1,6 miliar dan bubuk kelapa tujuan India dengan volume 108 ton senilai Rp 1,2 miliar.
Di samping itu, rombongan melakukan Kunjungan Lapangan ke PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di KEK Galang Batang, Bintan. Rencananya di KEK Galang Batang juga akan dibangun industri tekstil. Nantinya, industri ini akan menyerap tenaga kerja dari istri atau keluarga pekerja/buruh PT BAI.
Di KEK Galang Batang juga tengah dibangun smelter aluminium dengan kapasitas 1 juta ton per tahun. KEK Galang Batang ditargetkan dapat menyerap 23 ribu tenaga kerja. Saat ini, pembangunan KEK ini telah mencapai 80 persen dan ditargetkan dapat beroperasi mulai tahun 2021. (ray)