Perluas Akses Pasar, Kemendag Lepas Ekspor 16,65 Ton Kopi ke Australia

Oleh rudya

Senin, 12 Oktober 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Kasan, mengungkapkan Kemendag mendukung penuh pengembangan ekspor kopi, khususnya dari Jawa Barat ke dunia. Hal tersebut disampaikan Kasan saat mewakili Menteri Perdagangan melepas ekspor 16,65 ton kopi arabika Java Preanger Jabarano senilai Rp1,34 miliar oleh CV. Frinsa Agrolestari ke Australia di Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/10).

Pelepasan ekspor kopi ini dipimpin Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan dihadiri Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, M. Arifin Soendjayana; Kepala Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Hendy Jatnika; Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan
Perdagangan Kemendag, Oke Nurwan; Direktur Pengembangan Produk Ekspor (PPE) Kemendag,
Olvy Andrianita; serta jajaran CV. Frinsa Agrolestari.

“Momentum pelepasan ekspor produk bernilai tambah ini sekaligus merupakan wujud konkret
pemerintah bersama pelaku bisnis untuk terus berupaya menjaga keseimbangan neraca
perdagangan. Diharapkan, pelaku bisnis terus berinovasi dan memanfaatkan peluang pasar yang
ada di dalam dan luar negeri,” ujar Kasan.

Kemendag sangat mengapresiasi CV. Frinsa Agrolestari yang terus mendukung dan mengangkat
kesejahteraan petani kopi mitra di Jawa Barat secara berkelanjutan. Selain ke pasar Australia, pada
2020 CV. Frinsa Agrolestari juga mendapatkan kontrak ekspor sebanyak 5 kontainer ke Amerika
Serikat, 2 kontainer ke Belgia, dan 1 kontainer ke Rusia.

“Saya pribadi berkesempatan mengunjungi pabrik pengolahan CV. Frinsa Agrolestari di
Pangalengan pada 29 Agustus 2020 dan mencoba cita rasa specialty coffee terbaik Jawa Barat
dan kopi nusantara lainnya. Bukan hal yang tidak mungkin bagi CV. Frinsa Agrolestari untuk
memperluas akses pasarnya,” ungkap Kasan.

Direktur PPE Olvy menambahkan, guna memperluas pasar ekapor Indonesia, Kemendag
berkomitmen memfasilitasi pelaku ekspor melalui perwakilan perdagangan yang ada di berbagai
negara, termasuk Australia.

“Kemendag akan terus mendukung pelaku usaha untuk meningkatkan ekspornya. Diharapkan
sinergi yang baik akan terus terjalin untuk melewati masa sulit pandemi ini dan meningkatkan
ekspor guna menggerakkan roda perekonomian dan perdagangan Indonesia,” pungkas Olvy.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, kopi indonesia, khususnya jenis
arabika dari Jawa Barat sangat diminati di pasar internasional karena memiliki cita rasa yang khas.
Hal ini menjadi nilai lebih bagi citra kopi kita di pasar internasional sehingga harus kita jaga dan
promosikan lebih intensif.

“Ekspor kopi ke Australia sebanyak 16,65kg senilai Rp1,34 miliar ini dapat kita jadikan stimulus
kebangkitan pelaku usaha Jawa Barat guna memulihkan ekonomi masyarakat,” ujar Ridwan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Hendy Jatnika
mengungkapkan, ekspor kopi ke Australia ini adalah tindak lanjut kunjungan misi dagang
Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Australia, yang salah satunya juga mempromosikan kopi Jawa
Barat.

“Peristiwa ini merupakan momentum penting kembalinya subsektor perkebunan menjadi
primadona dan merek dagang perekonomian Jawa Barat. Melalui transformasi dan inovasi
teknologi diharapkan komoditias kopi dapat meningkat produktivitas dan kualitasnya,” jelas
Hendy.

Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan kopi Indonesia pada periode Januari–Juli 2020, baik
biji kopi (coffee beans) maupun olahan mengalami surplus sebesar USD 670,03 juta. Capaian
tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar ke-7 kopi dunia dengan pangsa
ekspor sebesar 4,05 persen pada 2019 setelah Brasil (14,02 persen), Jerman (8,74 persen),
Vietnam (7,80 persen), Swiss (7,33 persen), Kolumbia (7,13 persen), dan Italia (4,88 persen).

Adapun Jawa Barat memiliki potensi dan peluang peningkatan ekspor kopi. Ekspor kopi Jawa Barat
periode Januari-Juli 2020 tercatat sebesar USD 3,26 juta atau meningkat 35,20 persen dibanding
periode yang sama tahun 2019 yang tercatat USD 2,41 juta.

Saat ini, Jawa Barat menduduki peringkat ke-8 sebagai provinsi yang memiliki ekspor kopi utama Indonesia dengan pangsa ekspor sebesar 0,44 persen, setelah Provinsi Banten (32,08 persen), Lampung (22,98 persen), Sumatera Utara (22 persen), Jawa Timur (13,01 persen), dan Aceh (7,12 persen). (rdy)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment