43 Rumah Rusak Sedang Akibat Gempa Pangandaran M5,9

Oleh rudya

Selasa, 27 Oktober 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Sebanyak 43 rumah rusak dengan kategori ringan hingga berat tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat akibat gempa bumi dengan magnitudo 5,9. Gempa tersebut terjadi pada 90 kilometer Barat Daya Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Ahad (25/10), pukul 07.56 WIB.

Perkembangan data pada Ahad (25/10), pukul 23.45 WIB, Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapatkan laporan kerusakan di sektor perumahan terdapat di Kabupaten Ciamis, Garut, Pangandaran, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Berikut ini rincian sementara kerusakan di sektor pemukiman yang teridentifikasi, antara lain 22 rumah rusak ringan, 2 rusak sedang dan 1 rusak berat di Kabupaten Ciamis, 1 rusak berat di Kabupaten Garut, 4 rusak ringan dan 2 rusak sedang di Kabupaten Pangandaran. Sebanyak 7 unit rumah rusak ringan di Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan di Kota Tasikmalaya, 1 rusak sedang dan 2 rusak ringan. Rumah rusak dengan kategori sedang di Kota Banjar sejumlah 1 unit.  

Di samping kerusakan, gempa mengakibatkan korban luka. BPBD Provinsi Jawa Barat mengidentifikasi tiga korban luka ringan. Mereka adalah dua warga di Kabupaten Ciamis dan satu dari Kota Tasikmalaya mengalami luka ringan dan telah mendapatkan perawatan darurat.

Pascagempa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan memantau kondisi terkini di wilayah kabupaten dan kota terdampak. Hingga kini, BPBD kabupaten dan kota masih melakukan penilaian dampak pascagempa. Di samping itu, BPBD mengimbau kepada warga masyarakat untuk selalu waspada dan siaga di lokasi serta potensi ancaman bahaya lainnya, khususnya terkait dengan intensitas hujan dan pandemi Covid-19.

BPBD terus memantau laporan dampak dari beberapa kecamatan, sedangkan BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat serta memantau kondisi dari masing-masing kabupaten terdampak.

Gempa bumi dengan kekuatan M5,9 telah terjadi di 90 kilometer Barat Daya Kabupaten Pangandaran dengan kedalaman 10 km di dasar laut.

Berdasarkan analisis peta guncangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intesity adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Beberapa wilayah teridentifikasi dengan skala MMI yakni Tegal dan Bandung II MMI, Yogyakarta, Gunung Kidul,  Bantul, Kulon Progo, Banjarnegara, Kebumen, Kutoarjo, Kabupaten Bandung dan Banyumas II – III MMI, Garut, Cilacap dan Kuningan III MMI, Pangandaran, Tasikmalaya III – IV MMI, serta Sukabumi II – IV MMI.

MMI dengan indikator IV MMI memberikan deskripsi guncangan gempa yang dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah atau di luar oleh beberapa orang. Di samping itu, skala ini menggambarkan gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya geologi seperti gempa dan tsunami serta bahaya yang dapat berujung pada bencana hidrometerologi. Selain itu, saat ini potensi bahaya penyebaran virus Covid-19 yang masih terjadi di tengah masyarakat.

“Persiapkan diri dan anggota keluarga dalam menghadapi potensi bahaya tersebut. Lakukan rencana darurat keluarga dengan langkah-langkah sederhana, seperti mendiskusikan potensi bahaya yang ada di sekitar keluarga, rencana evakuasi, persiapan logistik yang sangat dibutuhkan hingga memahami jalur evakuasi menuju ke tempat yang aman,” kata Dr. Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Masyarakat, lanjutnya, diharapkan untuk tidak panik dan tidak terhasut oleh informasi yang tidak benar serta hanya mengakses informasi terkait gempa bumi dari instansi pemerintah dan dari pihak yang berwajib lainnya. (rud)

Silakan baca juga

Genjot Produksi Udang di 2024, KKP Siap Berkolaborasi dengan Kementerian Lain

Mendag Zulkifli Hasan: Perempuan Kunci Indonesia Maju

2024,  Produksi Keramik di Indonesia Diperkirakan Capai 625 juta m2 

Leave a Comment