Selasa, 10 November 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Di masa pandemi Covid-19, neraca perdagangan Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang baik. Surplus perdagangan Indonesia memiliki tren yang meningkat pada periode Mei—September. Bahkan, ekspor sejumlah komoditas bukan hanya bertahan, tetapi semakin melejit.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam Dialog bersama Media
dengan tema ‘Penanganan Covid-19 (Vaksin), Pemulihan Ekonomi Nasional dan Ketahanan
Pangan’ yang diselenggarakan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Jakarta, Senin (9/11). Turut
hadir sebagai narasumber Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite
Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto, Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, dan
Menteri Pertanian Syahrul Yassin Limpo.
“Secara kumulatif, neraca dagang Januari—September 2020 mencapai USD 13,5 miliar. Nilai
tersebut melampaui neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan pada 2017 dan
merupakan capaian tertinggi sejak 2012. Beberapa komoditas juga tumbuh positif selama
pandemi ini, antara lain barang tekstil jadi lainnya, besi dan baja, serta logam mulia/perhiasan,”
ujar Mendag.
Mendag menambahkan, komoditas ekspor Indonesia lainnya yang juga tumbuh adalah alat
pelindung diri (APD). Nilai eskpor APD, termasuk masker, di masa pandemi ini telah mencapai
USD 192,5 juta.
“Kami yakin nilai tersebut akan terus meningkat. Tidak hanya hingga akhir 2020, namun sampai
beberapa tahun ke depan. Hal ini disebabkan tingginya kasus positif Covid-19 di sejumlah negara.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan yang ketat di seluruh dunia juga menciptakan peluang
cukup besar untuk produk APD Indonesia,” jelas Mendag.
Sementara, untuk bulan September 2020, beberapa komoditas utama ekspor nonmigas
Indonesia yang mengalami kenaikan adalah besi dan baja, lemak dan minyak hewan/nabati,
kendaraan dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik , plastik dan barang dari plastik, serta
beberapa komoditas sektor pertanian dan industri.
Menurut Mendag, peningkatan nilai ekspor besi dan baja disebabkan meningkatnya permintaan
dari Tiongkok dan Malaysia karena mulai pulihnya industri dalam negeri di kedua negara.
Sementara, peningkatan ekspor produk lemak dan minyak hewan/nabati diakibatkan naiknya
harga minyak kelapa sawit di pasar internasional dan naiknya permintaan dari Tiongkok dan
India.
Di masa pandemi ini, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang masih menjadi negara utama tujuan
ekspor nonmigas Indonesia. Untuk periode Januari—September 2020, nilai ekspor nonmigas ke
beberapa negara justru mengalami kenaikan, yaitu ke Tiongkok (naik 11 persen), Amerika Serikat
(2,9 persen), Swiss (228,1 persen), Australia (13,4 persen), Pakistan (13 persen), dan Italia (1,2
persen).
Untuk mendorong ekspor, Kementerian Perdagangan juga terus melakukan berbagai kegiatan
promosi selama masa pandemi. “Beberapa upaya promosi yang dilakukan antara lain fasilitasi
penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui 46 perwakilan
perdagangan di 31 negara, penyelenggaraan Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition (TEI-VE)
pada 10—16 November 2020, dan mengikuti Expo 2020 Dubai pada 1 Oktober 2021—1 Maret
2022,” jelas Mendag.
Selain itu, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi perhatian utama
Kementerian Perdagangan. Agar pelaku UMKM dapat bertahan, Kemendag telah melakukan
berbagai langkah strategis. Diantaranya dengan mendorong program percepatan ekonomi lokal
untuk sektor UMKM melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI) bersama
kementerian/lembaga terkait. Target BBI untuk 2 juta UMKM ke platform digital pun sudah
tercapai pada September lalu.
Melalui program BBI, Kemendag telah membuka akses pasar melalui perdagangan daring melalui
penerbitan Permendag No. 50 tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan,
Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
(PMSE).
Kemendag juga melakukan promosi produk pernik-pernik unik Indonesia, meluncurkan situs
https://bbi.kemendag.go.id/ yang berisi panduan untuk UMKM masuk ke platfom digital, dan
juga menyelenggarakan kegiatan In Store Promotion dengan mengajak lebih dari 100 UMKM
binaan Kemendag untuk mengembangkan pasarnya ke mal.
“Semoga, berbagai upaya dan program Kemendag, selain dapat membantu para pelaku usaha
untuk bertahan, juga mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional,” pungkas
Mendag. (dya)
–