Liga Muslim Dunia Kecam Serangan Bom di Jeddah, ISIS Klaim Dalangnya

Oleh ulfi

Jumat, 13 November 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM  – Liga Muslim Dunia (MWL) mengecam serangan bom yang terjadi di sebuah pemakaman nonmuslim di Jeddah, Arab Saudi, saat perhelatan upacara untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I. Di upacara tersebut hadir sejumlah diplomat atau konsuler dari negara-negara Eropa yang dulu terlibat Perang Dunia I. Beberapa orang menderita luka-luka dalam peristiwa.

Saat peristiwa itu terjadi diplomat Prancis dan pejabat negara lainnya sedang menghadiri upacara peringatan perang pada Rabu (11/11). MWL menyampaikan belasungkawa kepada siapa pun yang terluka dalam kekerasan di Jeddah tersebut.

Pada hari berikutnya, kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan teroris di Arab Saudi pada hari Rabu kemarin. Klaim mereka, kombatan merekalah yang menanam peledak di area pemakaman tersebut.

“Kombatan kami berhasil menyembunyikan bom rakitan rumah di pemakaman pada hari Rabu dan meledak ketika para konsuler berkumpul,” klaim ISIS, yang disampaikan lewat kanal Telegram mereka, dikutip dari kantor berita Reuters, kemarin.

MWL merupakan wadah organisasi yang mewakili kepentingan 1,8 miliar Muslim di dunia itu dari markas besarnya di Makkah. Liga ini menekankan tidak ada pembenaran untuk serangan demikian. MWL menyatakan, mereka membuat kesalahan kategoris jika mencoba menggunakan ajaran Islam yang mulia untuk menjelaskan seperti kekerasan tersebut. Islam membenci kekerasan dan penargetan terhadap orang yang tidak bersalah.

“Islam adalah agama yang mempromosikan kemitraan di antara orang-orang dari semua agama, latar belakang, kepercayaan, ras dan etnis,” demikian pernyataan MWL, dilansir di Saudi Gazette, hari ini.

MWL lantas mengulangi seruannya untuk melakukan dialog dan membangun jembatan guna menyelesaikan perbedaan atau menangani keluhan. Mereka juga menyerukan penentangannya yang tak tergoyahkan terhadap Islam politik, yang menggunakan agama sebagai dalih untuk memajukan ide dan tujuan partisan dan ekstremis.

Di tengah banyaknya kekerasan, terutama di dalam atau di dekat rumah ibadah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan perdamaian, MWL kemudian mendesak semua bangsa, organisasi, dan individu yang berpengaruh untuk berkomitmen kembali pada semangat kooperatif dalam dialog dan cita-cita bersama umat manusia tentang perdamaian, hidup berdampingan, inklusivitas, dan kerukunan. (au)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment