Pacu Pemulihan Ekonomi, Kemendag Terus Jaga Pasar Domestik dan Tingkatkan Partisipasi dalam Rantai Pasok Global

Oleh rudya

Senin, 30 November 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan, di pengujung 2020 ini, Kementerian Perdagangan terus menyusun strategi perdagangan yang lebih untuk tahun mendatang. Guna memulihkan perekonomian, Kemendag akan fokus menjaga konsumsi dan pasar di dalam negeri dengan terus bangga dengan buatan Indonesia, serta meningkatkan keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global.

Hal tersebut diungkapkan Mendag Agus saat menjadi pembicara kunci secara virtual dalam
Economic Summit 2020 Webinar Session, Sabtu (28/11). Acara ini diselenggarakan
Himpunan Mahasiswa Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Padjadjaran.

“Penghujung 2020 ini menjadi momentum tepat untuk kita belajar dan bersama-sama menyusun
strategi perdagangan yang lebih baik di tahun mendatang. Sebagai negara besar, maka menjaga
konsumsi dan pasar di dalam negeri adalah salah satu langkah tepat mendukung pemulihan
ekonomi Indonesia. Di sisi lain, keterbukaan dan keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global
juga menjadi keharusan,” tegas Mendag Agus.

Mendag Agus melanjutkan, menjaga pasar utama dan terus membuka akses pasar baru di negaranegara nontradisional adalah langkah yang akan terus dilakukan agar produk-produk Indonesia semakin berdaya saing dan mendunia. Beberapa hal tersebut penting dilakukan agar Indonesia siap berpacu dalam perdagangan dunia terutama dalam menghadapi ketidakpastian yang diakibatkan pandemi Covid-19.

Sebagai implikasi dari kondisi pandemi tersebut, perdagangan dunia juga mengalami perlambatan.
IMF mengungkapkan, perdagangan dunia pada 2020 diperkirakan terkontraksi 10,4 persen.

Namun,pada 2021, perdagangan dunia diperkirakan akan lebih baik dan tumbuh 8,3 persen dengan kontribusi terbesar dari negara-negara berkembang. Untuk itu, Menurut Mendag Agus, situasi normal baru saat ini ialah sebuah proses transisi yang menuntut semua negara cepat beradaptasi dan berinovasi. Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai tatanan, termasuk dalam perdagangan dunia dan bisnis, mulai dari sistem produksi, komoditas unggulan, hingga sistem logistik.


“Kita harus dapat mengubah momentum krisis ini menjadi lompatan kesempatan dan kemajuan.
Untuk itu, Kemendag telah melakukan pemetaan tantangan dan peluang di sektor perdagangan
selama dan pascapandemi Covid-19,” ujar Mendag Agus.

Tantangan perdagangan yang saat ini dihadapi antara lain terkait perubahan perilaku konsumen dan pola perdagangan global, proteksionisme perdagangan dan meningkatnya hambatan perdagangan, kerja sama perdagangan antaranegara, serta potensi defisit neraca perdagangan dan resesi ekonomi.

Sedangkan, peluang perdagangan yang harus segera dimanfaatkan adalah pertumbuhan nilai
perdagangan produk potensial baru, relokasi pusat-pusat industri dan investasi global, transformasi
digital dan perkembangan teknologi informasi yang kian masif, serta pemanfaatan potensi pasar di
kawasan potensial.

“Dengan melihat berbagai tantangan dan peluang, Kemendag telah dan akan terus melakukan
berbagai langkah strategis dan evaluasi secara berkala untuk mendukung program pemulihan
ekonomi nasional,” lanjut Mendag.

Mendag Agus menjabarkan, beberapa respons kebijakan strategis Kemendag antara lain larangan
sementara impor binatang hidup dari Tiongkok yang dilakukan sejak Februari 2020; realokasi dan
refocusing anggaran, termasuk program bantuan untuk pasar rakyat dan UMKM; stimulus ekonomi
nonfiskal; pengamanan ketersediaan alat kesehatan, seperti masker dan alat pelindung diri (APD);
dan stabilisasi harga dan jaminan stok barang kebutuhan pokok.

Selain itu juga menjalankan strategi pengawasan barang beredar dan/atau jasa dalam perdagangan dalam jaringan (e-commerce); peningkatan fasilitasi ekspor; pengamanan bahan baku industri,termasuk impor bahan baku seperti gula yang banyak dibutuhkan UMKM pangan; pengaturan impor barang konsumsi; pemanfaatan forum kerja sama perdagangan internasional; serta pembukaan fasilitas perdagangan secara bertahap di era adaptasi kebiasaan baru. Kemendag juga telah menyusun strategi akselerasi pertumbuhan perdagangan untuk pasar domestik dan pasar global.

Secara khusus terkait upaya peningkatan ekspor nonmigas, Kemendag juga telah menyusun strategi jangka pendek dan jangka menengah. Strategi jangka pendek berorientasi pada pendekatan produk dan pendekatan pasar, sedangkan strategi jangka menengah dilakukan melalui pemetaan produk Indonesia di negara akreditasi yang telah mempunyai kekuatan.

Selain itu, Pemerintah pun terus mengupayakan kesepakatan perdagangan melalui perjanjian kerja sama perdagangan internasional.

Sampai saat ini, Indonesia telah menyelesaikan 21 perundingan perdagangan, baik secara bilateral
maupun multilateral dan regional, termasuk RCEP yang baru ditandatangani pada 15 November
2020.

Mendag Agus menambahkan, meski di tengah perlambatan ekonomi dan kondisi pandemi Covid-19, kita patut bersyukur karena kinerja neraca perdagangan masih dalam kondisi baik. Defisit neraca perdagangan hanya terjadi pada Januari dan April.

Pada periode Mei—Oktober 2020, surplus perdagangan Indonesia justru memiliki tren meningkat. Secara kumulatif, neraca dagang Januari– Oktober 2020 mencapai USD 17,1 miliar, melampaui neraca perdagangan Indonesia untuk keseluruhan 2017 dan merupakan capaian tertinggi sejak 2012.

Pada kesempatan itu, Mendag Agus juga sangat mengapresiasi penyelenggaraan Economic Summit. “Kegiatan ini menjadi bukti peran aktif mahasiswa dan lembaga pendidikan tinggi dalam
mendukung pemulihan ekonomi nasional, yang juga menjadi bagian penting dalam pilar kehidupan berbangsa,” pungkas Mendag Agus. (rdy)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment