Kabupaten Cirebon Banjir, Ribuan Warga Terdampak

Oleh rudya

Senin, 28 Desember 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Ribuan warga Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, terdampak banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi. Banjir juga dipicu oleh debit air sungai yang meluap. Genangan terjadi di beberapa desa hingga menyebabkan puluhan warga mengungsi ke tempat yang aman.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon melaporkan banjir terjadi pada Sabtu (26/12), sekitar sore hari waktu setempat. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan debit air Sungai Singaraja meluap pada 15.20 WIB. Saat itu, banjir menggenangi 5 desa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Astanajapura, Kecamatan Waled dan Kecamatan Pangenan.

Saat itu banjir berdampak pada 2.657 KK atau 6.488 jiwa serta 30 jiwa mengungsi ke Balai Desa Gunungsari.

Ahad (27/12), pukul 07.00 WIB, BPBD setempat mencatat 1.830 unit rumah, 3 unit sarana Pendidikan dan 2 unit mushola terdampak genangan. Tinggi muka air genangan masih sekitar 30 – 40 cm. Genangan tersebut masih terpantau di Desa Gunungsari dan Desa Pangerangan, sedangkan genangan di Desa Japurabakti telah surut.

Desa-desa yang terdampak banjir pada Sabtu kemarin (26/12) antara lain Desa Japurabakti (Kecamatan Astanajapura), Desa Gunungsari dan Mekarsari (Waled) dan Desa Pangerangan dan Astana (Pangenan).

BPBD dan unsur pemerintah daerah lain masih melakukan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak banjir. BPBD berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk memastikan warga dilayani dengan baik serta melakukan kaji cepat di lapangan.

Terkait dengan prakiraan curah hujan tiga harian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memonitor informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa wilayah Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, untuk periode 26 – 28 Desember 2020.

Sementara itu, Kabupaten Cirebon termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir kelas sedang hingga tinggi. Analisis BNPB sebanyak 39 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, di antaranya kecamatan-kecamatan yang terdampak banjir Sabtu lalu. Sedangkan dilihat dari luas wilayah bahaya, BNPB memonitor luas bahaya di 39 kecamatan tersebut hingga 76.688 hektar.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir maupun bahaya hidrometeorologi lainnya. “Hal tersebut dilatarbelakangi musim hujan tahun ini yang dipengaruhi fenomena La Nina serta jelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021,” kata Dr. Raditya Jati, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB. (ray)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment