KKP-JICA Perlambat Kerusakan Lingkungan akibat Dampak Perubahan Iklim

Oleh sukri

Jumat, 29 Januari 2021

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) untuk melakukan inovasi, guna memperlambat laju kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim.

“Atas dasar tersebut, sejak tahun 2017 hingga 2022, BRSDM (Badan Riset dan SDM) KKP menggandeng JICA, untuk kegiatan penelitian dan konservasi sumber daya padang lamun dan mangrove yang merupakan ekosistem penyerap karbon,” kata Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja, Jumat (29/01).

Sjarief menekankan pentingnya kerja sama ini untuk mendukung berbagai kebijakan di Indonesia tentang pengelolaan ekosistem pesisir dan laut, termasuk berkontribusi pada perencanaan pembangunan rendah karbon yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Lebih lanjut disampaikan, bahwa kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai hasil, di antaranya yakni pengembangan laboratorium blue carbon yang berlokasi di Instalasi Teknologi Perikanan, Pasar Minggu, Jakarta.

Kemudian, publikasi ilmiah yang komprehensif dan inovatif mengenai ekosistem blue carbon, SDM terlatih melalui training dan studi S3 di bidang blue carbon, terciptanya kebijakan berbasis sains mengenai aspek konservasi, sosial ekonomi, dan perubahan iklim, serta Blue Carbon Strategy untuk mendukung pembangunan berkelanjutan padang lamun di Bappenas.

Menurut Sjarief, strategi ini akan dicapai melalui integrasi penelitian dalam bidang geokimia, ekologi, geomatika, modeling, dan sosial-ekonomi untuk mengetahui dinamika karbon biru pada sistem hulu-hilir.

Selain itu, ujar dia, kajian kuantifikasi jasa ekosistem juga dilaksanakan untuk mengetahui pemanfaatan ekosistem pesisir yang lestari.

“Pertemuan ini pada prinsipnya dirancang untuk melanjutkan pertemuan ketiga pada tahun lalu, yaitu untuk meningkatkan kapasitas riset, pemantauan ekosistem pesisir, dan kemitraan penelitian di antara lembaga-lembaga di Indonesia,” jelasnya.

Secara teknis, komponen kegiatan dalam kerja sama ini meliputi kuantifikasi kapasitas simpanan karbon mangrove dan lamun sebagai penguatan sektor perubahan iklim Indonesia, kuantifikasi dan valuasi layanan ekosistem yang dimanfaatkan masyarakat serta kuantifikasi dinamika ekosistem pesisir dan layanan ekosistemnya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari hulu ke hilir. (ki)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment