Kamis, 6 Mei 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, Kementerian Perdagangan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui upaya peningkatan konsumsi, khususnya penggunaan produk buatan Indonesia. Untuk itu, Pemerintah meluncurkan hari Bangga Buatan Indonesia pada 5 Mei 2021 yang rangkaian kegiatannya akan dimulai pada 5—13 Mei 2021.
Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan dalam konferensi pers Perkembangan dan Upaya
Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Rabu (5/5) secara virtual. Turut hadir sebagai
narasumber yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) Teten Masduki.
“Program Hari BBI ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong konsumsi masyarakat,
terutama produk buatan Indonesia. Pada program ini, Pemerintah bekerja sama dengan 72 pelaku
usaha lokapasar untuk mengkampanyekan produk unggulan dalam negeri,” ujar Mendag.
Mendag menjelaskan, pada halaman utama loka pasar akan ditampilkan produk-produk Indonesia
yang mendapatkan subsidi ongkos kirim. “Selain itu, akan ditambah juga diskon lain untuk memacu
konsumsi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah akan menyebarluaskan informasi ini
untuk memastikan masyarakat dapat mengetahui program ini dengan target pembelanjaan
masyarakat sebesar USD 11,5 triliun,” ungkapnya.
Mendag menyampaikan, secara keseluruhan konsumsi dengan pertumbuhan impor yang berkualitas dan penyerapan tenaga kerja untuk kegiatan manufaktur mulai menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari pembelian dan industri kendaraan bermotor menunjukan perbaikan.
“Progam Pemerintah dalam pemberian kemudahan dan penurunan pajak barang mewah untuk
kendaraan bermotor dan properti menunjukan hasil yang menjanjikan. Untuk itu, Pemerintah
meyakini pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua, dengan dimotori konsumsi akan berjalan dengan
baik,” kata Mendag.
Mendag juga menjelaskan mengenai kinerja ekspor dan impor. Pada kuartal pertama 2021, kinerja
perdagangan Indonesia melanjutkan tren positif. Pada periode tersebut, neraca perdagangan
mengalami surplus sebesar USD 5,52 miliar. Nilai ini berasal dari total ekspor sebesar USD 48,90
miliar, tumbuh 17,11 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya dan impor tercatat sebesar
USD 43,38 miliar naik 10,76 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode tersebut, ekspor nonmigas tercatat sebesar 46,25 persen tumbuh 17,14 persen dari
periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara impornya sebesar USD 38,25 miliar, atau naik
13,06 persen.
Secara bulanan, lanjut Mendag, ekspor nonmigas pada Maret 2021 tercatat sebesar USD 17,45 miliar, atau naik 21,21 persen dibanding periode sebelumnya. Sementara, impornya tercatat sebesar USD 14,51 miliar, atau naik 21,30 persen dari bulan sebelumnya.
Secara kumulatif ekspor pada Maret 2021 tercatat sebesar USD 18,35 miliar naik 20,31 persen dari
bulan sebelumnya. Sementara impor tercatat sebesar USD 16,79 miliar naik 26,55 persen dari bulan
sebelumnya.
“Komoditas penyumbang surplus nonmigas antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan
baja, serta kendaraan dan bagiannya. Diharapkan dengan ekspor yang menunjukan perbaikan,
bahkan pada Maret ini yang merupakan tertinggi dalam sejarah Indonesia, perbaikan ekonomi
Indonesia semakin meningkat,” pungkas Mendag. (dya)